Wholesales Mobil Meningkat, Penjualan Retail Alami Penurunan

Jumat, 10 Oktober 2025 | 12:58:08 WIB
Wholesales Mobil Meningkat, Penjualan Retail Alami Penurunan

JAKARTA - Industri otomotif Indonesia mencatat dinamika penjualan yang beragam pada September 2025.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan adanya peningkatan tipis penjualan dari produsen ke diler (wholesales), sementara penjualan langsung ke konsumen (retail) mengalami penurunan signifikan. Kondisi ini menjadi sorotan, karena mencerminkan pergeseran preferensi pasar dan tantangan yang dihadapi produsen mobil di tengah tekanan ekonomi domestik.

Secara detail, penjualan wholesales mobil secara month-on-month (MoM) meningkat tipis sebesar 0,47 persen, dengan pertumbuhan terbesar terlihat pada kategori kendaraan 2WD dan truk kompak. Toyota, sebagai pemimpin pasar, berhasil membukukan 20.738 unit wholesales, naik 13,1 persen dari bulan sebelumnya, meski secara year-on-year (YoY) tetap mengalami penurunan 18,5 persen. 

Sementara Daihatsu, Mitsubishi, Suzuki, dan Honda juga tercatat berada di lima besar, dengan pergerakan masing-masing merek menunjukkan fluktuasi antara pertumbuhan dan penurunan MoM maupun YoY.

Di sisi retail, tren menunjukkan penurunan lebih jelas. Hanya segmen pick up dan truk yang mampu mencatatkan pertumbuhan, masing-masing 5,5 persen dan 0,2 persen MoM. Sisanya, termasuk sedan, 2WD, 4WD, bus, double cabin, dan LCGC, mengalami penurunan signifikan, menandakan perlambatan permintaan konsumen di beberapa segmen utama. Misalnya, penjualan sedan turun 23,5 persen MoM menjadi 391 unit, sedangkan 4WD turun 14,8 persen menjadi 1.811 unit.

Dari sisi kumulatif Januari–September 2025, total penjualan wholesales tercatat 561.819 unit, turun 11,3 persen YoY. Sementara penjualan retail berada di angka 585.917 unit, turun 10,9 persen YoY. Data ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat pertumbuhan minor di beberapa kategori, industri otomotif nasional masih menghadapi tantangan untuk mencapai pertumbuhan yang signifikan dalam setahun terakhir.

Pergeseran ini juga terlihat dalam daftar merek terlaris retail. Toyota tetap memimpin dengan 20.072 unit, turun 3,2 persen MoM dan 21,5 persen YoY. Daihatsu berada di urutan kedua dengan 11.390 unit, naik 3,5 persen MoM tetapi turun 8,8 persen YoY. Mitsubishi dan Suzuki menunjukkan tren fluktuatif, sementara Honda mengalami penurunan cukup besar hingga 13,5 persen MoM dan 39,5 persen YoY.

Pertumbuhan tipis wholesales dan penurunan retail mencerminkan beberapa faktor, antara lain dinamika ekonomi nasional, perubahan perilaku konsumen, dan kompetisi antar merek. Kategori kendaraan komersial seperti pick up dan truk tetap menjadi andalan dalam menghadapi perlambatan penjualan mobil penumpang.

Selain itu, Gaikindo juga menyoroti perbedaan performa antar segmen kendaraan. Kendaraan 2WD dan pick up menunjukkan ketahanan pasar, sementara 4WD, double cabin, dan bus menjadi segmen yang paling terdampak oleh penurunan permintaan. Hal ini menjadi pertimbangan penting bagi produsen dalam strategi produksi dan distribusi, terutama menjelang akhir tahun fiskal.

Dengan data ini, industri otomotif diharapkan bisa mengambil langkah strategis untuk menyesuaikan produksi, promosi, dan distribusi agar lebih tepat sasaran. Produsen juga perlu mendorong inovasi produk dan layanan purna jual untuk menarik minat konsumen, khususnya pada segmen yang mengalami penurunan.

Tren penjualan mobil ini menjadi indikator penting bagi pemerintah, pelaku industri, dan analis pasar. Pola pergeseran ini dapat memengaruhi strategi ekspansi merek, investasi baru, serta kebijakan industri otomotif nasional. Secara keseluruhan, meski terdapat beberapa pencapaian positif di segmen tertentu, industri mobil Indonesia menghadapi tantangan untuk menjaga pertumbuhan di tengah ketidakpastian ekonomi dan perubahan preferensi konsumen.

Terkini